Takdir, hampa, putus asa dan masa lalu
Takdir, akhirnya berteriak pilu
mengekangku dalam dinding waktu
membangunkanku dari harap lalu
mengintai di samping raga yang kaku membisu
yang coba hapus sang masa lalu
Putus asa, itu juga yang menelan pinta
musnah harap di tepi senja
lenyap mimpi di gulung debur ombak sunyi
menantang di atas raga tak mampu tegak berdiri
nan mati merantai hati
Hampa, hanya itu makna tersisa
setitik kenangan kadang menghantui
berkawan nista dusta memutus harap
segenap tanya masih menyiksa
bersama guyuran rindu tak terucap
aku ingin masuk ke dimensi lalu
bersama bergulir menghitung pedih kenangan semu
nan masih terselip dalam kelam ruang rindu
dan riuh redam genderang khayal deras bertabu
Namun... raga tak mampu untuk menentang sang waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar